Kamis, 13 September 2012

LARANGAN MENGGAMBAR NABI MUHAMMAD SAW

Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh
Apa yang terjadi di Denmark, Norwegia dan negeri
lainnya bukan semata-mata masalah larangan melukis nabi Muhammad SAW. Melainkan
sudah masuk ke wilayah penghinaan. Sebab gambar itu memang dibuat sengaja untuk
menghina beliau SAW.
 
Penghinaan atas nabi Muhammad SAW oleh media massa
di Denmark, Norwegia dan beberapa negeri lainnya memang sudah keterlaluan.
Sebelumnya tidak pernah terjadi penghinaan seperti ini. Penghinaan kepada nabi
umat Islam itu selama ini hanya dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan
terselubung. Bahkan ketika dikonfrontir ulang kepada pelakunya, umumnya pelaku
penampik dan berkelit.
Salman Rushdie pernah menghina Rasulullah SAW dan
keluarganya dalam bentuk novel. Namun hinaan itu boleh dibilang masih agak
malu-malu, karena tidak secara vulgar menyebutkan nama beliau SAW. Sebegitu pun,
kepala Salman Rushdie telah dihargai dengan nilai uang tertentu oleh pemerintah
Iran, karena mereka merasa nabi yang suci itu dihina.
Adapun yang dilakukan media massa di Denmark,
Norwegia dan beberapa negara lainnya yang ikut-ikutan menampilkan gambar itu
sekarang ini, adalah sebuah gelombang penghinaan yang bersifat terbuka, resmi
dan tanpa malu-malu. Nada penghujatan dan penghinaan seakan dilakukan secara
massal dan siap menantang. Nabi Muhammad SAW sebagai nabi yang suci dan mulia
itu digambarkan bersurban dengan bom waktu. Seakan menggambarkan bahwa Islam
adalah agama haus darah dan siap meledakkan bom di mana saja. Bahkan pemerintah
Denmark dengan amat congkak dan bersembunyi di balik kebebasan pers menolak
untuk meminta maaf kepada 1,5 Milyar umat Islam.
Padahal di dalam syariah Islam, jangankan membuat
gambar yang bersifat menghina, sekedar melukis sosok Rasulullah SAW sendiri pun
sudah haram hukumnya. Bahkan meski pelukisnya melukis dengan niat baik dan
lukisan yang indah. Namun umat Islam sejak awal telah diajari untuk menghormati
nabi mereka bukan dengan membuat lukisan atau gambar, apalagi patung. Islam
datang justru menghancurkan gambar-gambar para nabi serta patung-patung mereka
yang terlanjur disembah.
Sebuah bentuk kejahilan yang diperangi agama Islam
adalah melukis, menggambar dan mematungkan para nabi dan orang shalih di masa
lalu. Dan kelakuan umat terdahulu memang selalu demikian. Para nabi yang telah
wafat itu mereka buatkan lukisannya, meski dengan niat untuk mengagungkannya,
mensucikannya atau menghormatinya. Namun di balik niat lugu itu, syetan telah
selalu berhasil menyelewengkan dan memasukkan bisikan jahatnya. Sehingga pada
akhirnya gambar dan patung para nabi menjadi sesembahan selain Allah.
Dan mereka berkata: Jangan sekali-kali kamu
meninggalkan tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan wadd,
dan jangan pula suwwa’, yaghuts, ya’uq dan nasr. {QS.
Nuh: 23}
Para ahli tafsir menyebutkan bahwa nama berhala itu
yaitu Wadd, Suwwa’, Yaghuts, Ya’uq dan Nashr sebenarnya nama orang shalih dan
mereka bukan tuhan. Namun sepeninggal mereka, orang-orang ingin mengenang jasa
dan keagungannya, sehingga kemudian dilukislah wajar mereka, sehingga akhirnya
dibuatkan patung. Dari generasi ke generasi akhirnya patung mereka sudah menjadi
tuhan sesembahan selain Allah.
Di dalam syariah Islam, melukis nabi dan para
shahabat telah diharamkan secara total. Meski pun niatnya baik dan lukisannya
indah. Tetapi hukumnya tetap haram.
Sedangkan yang dilakukan sekarang ini memang
melebihi batas kewajaran. Sebab melukis nabi Muhammad SAW saja sudah haram,
apalagi sambil membuatnya menjadi karikatur yang menghina dan merendahkan.
Gambar itu sendiri dimuat di media massa secara terbuka, bahkan di-copy
oleh media lain untuk diterbitkan lagi.
Karuan saja umat Islam sedunia meradang.
Sampai-sampai Kedutaan besar Denmark di Libanon dan Syria dibakar dan diamuk
massa yang kalap.
Peristiwa pembakaran kedutaan besar Denmar,
Norwegia di kedua negeri itu meski tidak sejalan dengan ajaran Islam, namun
sesungguhnya membuktikan bahwa kebebasan itu tidak pernah ada yang mutlak.
Kebesaaan seseorang itu terbatas dengan adanya kebebasan orang lain. Tidak ada
kebebasan di dunia ini yang bersifat mutlak, sehingga orang boleh melakukan apa
saja, sampai mengganggu orang lain, baik secara pisik maupun psikis.
Seorang yang membeli mobil dengan uang pribadinya
memang boleh memiliki mobil itu secara pribadi, namun di jalan dia tetap harus
taat peraturan lalu lintas. Tidak boleh seseorang merasa bebas membawa mobil
seenaknya di jalan raya dengan dalih kebebasan. Bahkan kapal laut yang berjalan
di laut pun tetap punya track tersendiri, tidak mentang-mentang laut itu
luas, lalu boleh berjalan seenaknya ke sana ke mari. Pesawat udara yang
kelihatannya terbang bebas di udara pun sebenarnya punya jalur-jalur udara yang
harus dipatuhinya. Tiap semaunya terbang dan ugal-ugalan di angkasa. Sebab semua
itu hanya akan membuatnya mencelakakan diri sendiri.
Maka dalih kebebasan pers yang dijadikan tameng
oleh pemerintah Denmark, Norwegia sesungguhnya memang semata-mata membuktikan
bahwa mereka punya maksud yang tidak baik kepada umat Islam, khususnya kepada
Nabi Muhammad SAW. Bab penghinaan agama seperti ini seharusnya tidak boleh
dianggap sepi. Apalagi mengingat umat Islam itu selama ini sudah disakiti secara
pisik, kini ditambah lagi disakiti secara psikis. Sedangkan jumlahumat Islam di
dunia ini lumayan banyak. Bahkan di Denmark, Norwegia sendiri merupakan agama
kedua terbesar. Tentu saja kecongkakan pemerintah Denmark, Norwegia itu
merupakan bentuk penghinaan dan penghujatan yang nyata dan tidak bisa dimaklumi
begitu saja.
Media massa Denmark, Norwegia dan negara lainnya
itu harus meminta maaf sebagaimana pemerintahnya juga harus meminta maaf secara
jujur, terbuka, penuh penyesalan dan dengan itikad baik. Toh umat Islam pasti
bisa memaafkannya, meski sempat terluka hatinya. Namun sikap congkak dan
menyembah berhala kebebasan pers adalah pilihan konyol yang tidak pernah bisa
meredakan ketegangan. Bangsa dan pemeluk agama manapun akan marah bila tokoh
suci mereka. Bisakah pemerintah Denmar, Norwegia itu membayangkan bila yang
dijadikan karikatur dan objek penghinaan itu adalah Paus, misalnya. Atau
presiden mereka sendiri. Tentu wajar bila pendukungnya marah besar.
Namun semoga penghinaan yang kita terima saat ini
dijadikan Allah SWT sebagai momentum yang mengetuk hati jutaan umat Islam
sedunia, setelah selama ini terkesan kurang responsif terhadap agamanya, juga
kurang erat persatuan dan kesatuannya. Semoga hikmah di balik peritiwa ini
adalah semakin kompaknya umat Islam, dengan meninggalkan segala bentuk
pertikaian, pertentangan, caci maki antar sesama dan juga saling menjelekkan.
Semoga dengan adanya peristiwa ini, umat Islam menyadari bahwa mereka punya
lawan lebih besar, tantangan lebih keras, masalah yang lebih penting dari semua
keretakan yang ada.
Mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut
mereka, tetapi Allah menyempurnakan cahaya-Nya, walau orang-orang kafir
membencinya.
Hadits-Hadits Tentang Larangan Menggambar
Hadits-hadits yang melarang menggambar makhluk bernyawa sangat banyak, ada beberapa lafazh yang diriwayatkan oleh sahabat berbeda sehingga dianggap sebagai beberapa hadits. Berikut ini hanya sebagian di antaranya:
1.    Hadits Jabir radhiallahu anhu dia berkata:
نَهَى رسول الله صلى الله عليه وسلم عَنِ الصُّوَرِ فِي الْبَيْتِ وَنَهَى أَنْ يَصْنَعَ ذَلِكَ

“Rasulullah shallallahu alaihi wasallam melarang adanya gambar di dlm rumah & beliau melarang utk membuat gambar.” (HR. At-Tirmizi no. 1671 & dia berkata, “Hadits hasan shahih.”)
2.    Hadits Ali bin Abi Thalib radhiallahu anhu bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda kepadanya:أَنْ لاَ تَدَعْ تِمْثَالاً إِلاَّ طَمَسْتَهُ وَلاَ قَبْرًا مُشْرَفًا إِلاَّ سَوَّيْتَهُ
“Jangan kamu membiarkan ada gambar kecuali kamu hapus & tak pulan kubur yang ditinggikan kecuali engkau meratakannya.” (HR. Muslim no. 969)
Dalam riwayat An-Nasai, “Dan tak pula gambar di dlm rumah kecuali kamu hapus.”
3.    Dari Ibnu Abbas radhiallahu anhuma dia berkata:أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا رَأَى الصُّوَرَ فِي الْبَيْتِ يَعْنِي الْكَعْبَةَ لَمْ يَدْخُلْ وَأَمَرَ بِهَا فَمُحِيَتْ وَرَأَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ عَلَيْهِمَا السَّلَام بِأَيْدِيهِمَا الْأَزْلَامُ فَقَالَ قَاتَلَهُمْ اللَّهُ وَاللَّهِ مَا اسْتَقْسَمَا بِالْأَزْلَامِ قَطُّ
“Bahwa tatkala Nabi melihat gambar di (dinding) Ka’bah, beliau tak masuk ke dalamnya & beliau memerintahkan agar semua gambar itu dihapus. Beliau melihat gambar Nabi Ibrahim & Ismail alaihimasssalam tengah memegang anak panah (untuk mengundi nasib), maka beliau bersabda, “Semoga Allah membinasakan mereka, demi Allah keduanya tak pernah mengundi nasib dgn anak panah sekalipun. “ (HR. Ahmad  no. 3276)
4.    Aisyah radhiallahu anha berkata: Rasulullah masuk ke rumahku sementara saya baru saja menutup rumahku dgn tirai yang padanya terdapat gambar-gambar. Tatkala beliau melihatnya, maka wajah beliau berubah (marah) lalu menarik menarik tirai tersebut sampai putus. Lalu beliau bersabda:إِنَّ مِنْ أَشَدِّ النَّاسِ عَذَابًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ الَّذِينَ يُشَبِّهُونَ بِخَلْقِ اللَّهِ
“Sesungguhnya manusia yang paling berat siksaannya pada hari kiamat adalah mereka yang menyerupakan makhluk Allah.” (HR. Al-Bukhari no. 5954 & Muslim no. 5525 & ini adalah lafazhnya)
Dalam riwayat Muslim:
أَنَّهَا نَصَبَتْ سِتْرًا فِيهِ تَصَاوِيرُ فَدَخَلَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَنَزَعَهُ ، قَالَتْ : فَقَطَعْتُهُ وِسَادَتَيْنِ
“Dia (Aisyah) memasang tirai yang padanya terdapat gambar-gambar, maka Rasulullah masuk lalu mencabutnya. Dia berkata, “Maka saya memotong tirai tersebut lalu saya membuat dua bantal darinya.”
5.    Dari Ali radhiallahu anhu dia berkata:صَنَعْتُ طَعَامًا فَدَعَوْتُ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم فَجَاءَ فَدَخَلَ فَرَأَى سِتْرًا فِيهِ تَصَاوِيرُ فَخَرَجَ . وَقَالَ : إِنَّ الْمَلائِكَةَ لا تَدْخُلُ بَيْتًا فِيهِ تَصَاوِيرُ
“Saya membuat makanan lalu mengundang Nabi shallallahu alaihi wasallam utk datang. Ketika beliau datang & masuk ke dlm rumah, beliau melihat ada tirai yang bergambar, maka beliau segera keluar seraya bersabda, “Sesungguhnya para malaikat tak akan masuk ke dlm rumah yang di dalamnya ada gambar-gambar.” (HR. An-Nasai no. 5256)
6.    Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata:اسْتَأْذَنَ جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلام عَلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ : « ادْخُلْ » . فَقَالَ : « كَيْفَ أَدْخُلُ وَفِي بَيْتِكَ سِتْرٌ فِيهِ تَصَاوِيرُ فَإِمَّا أَنْ تُقْطَعَ رُؤوسُهَا أَوْ تُجْعَلَ بِسَاطًا يُوطَأُ فَإِنَّا مَعْشَرَ الْمَلائِكَةِ لا نَدْخُلُ بَيْتًا فِيهِ تَصَاوِيرُ
“Jibril alaihissalam meminta izin kepada Nabi maka Nabi bersabda, “Masuklah.” Lalu Jibril menjawab, “Bagaimana saya mau masuk sementara di dlm rumahmu ada tirai yang bergambar. Sebaiknya kamu menghilangkan bagian kepala-kepalanya atau kamu menjadikannya sebagai alas yang dipakai berbaring, karena kami para malaikat tak masuk rumah yang di dalamnya terdapat gambar-gambar.” (HR. An-Nasai no. 5270)
Mirip dgn hadit ini dari 
hadits Aisyah riwayat Muslim, hadits Ibnu Umar riwayat Al-Bukhari, & hadits-hadits lainnya.
7.    Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata: Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:لا تَدْخُلُ الْمَلائِكَةُ بَيْتًا فِيهِ تَمَاثِيلُ أَوْ تَصَاوِيرُ
“Para malaikat tak akan masuk ke dlm rumah yang di dalamnya terdapat patung-patung atau gambar-gambar.” (HR. Muslim no. 5545)
8.    Dari Aisyah radhiallahu anha dia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda tentang gambar-gambar yang ada di gereja Habasyah:إِنَّ أُولَئِكَ إِذَا كَانَ فِيهِمْ الرَّجُلُ الصَّالِحُ فَمَاتَ بَنَوْا عَلَى قَبْرِهِ مَسْجِدًا وَصَوَّرُوا فِيهِ تِلكَ الصُّوَرَ فَأُولَئِكَ شِرَارُ الْخَلْقِ عِنْدَ اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Mereka (ahli kitab), jika ada seorang yang saleh di antara mereka meninggal, mereka membangun masjid di atas kuburnya & mereka menggambar gambar-gambar itu padanya. Merekalah makhluk yang paling jelek di sisi Allah pada hari kiamat.” (HR. Al-Bukhari no. 427 & Muslim no. 528)
9.    Dari Abu Juhaifah radhiallahu anhu dia berkata:أَنَّ النبي صلى الله عليه وسلم لَعَنَ الْمُصَوِّرَ
“Sesungguhnya Nabi shallallahu alaihi wasallam melaknat penggambar.” (HR. Al-Bukhari no. 5962)
10.    Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata: Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:يَخْرُجُ عُنُقٌ مِنْ النَّارِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لَهُ عَيْنَانِ تبْصِرُان وَأُذُنَانِ تسْمَعُان ، وَلِسَانٌ يَنْطِقُ  يَقُولُ : إِنِّي وُكِّلْتُ بِثَلاثَةٍ بِكُلِّ جَبَّارٍ عَنِيدٍ وَبِكُلِّ مَنْ ادَّعَى مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ وَالْمُصَوِّرِينَ
“Akan keluar sebuah leher dari neraka pada hari kiamat, dia mempunyai 2 mata yang melihat, 2 telinga yang mendengar, & lisan yang berbicara. Dia berkata, “Saya diberikan perwakilan (untuk menyiksa) tiga (kelompok): Semua yang keras kepala lagi penentang, semua yang beribadah bersama Allah sembahan yang lain & para penggambar”. (HR. At-Tirmizi no. 2574 & dinyatakan shahih oleh Al-Albani)
11.    Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata: Saya mendengar Nabi  shallallahu alaihi wasallam bersabda:قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ ذَهَبَ يَخْلُقُ كَخَلْقِي فَلْيَخْلُقُوا بَعُوضَةً أَوْ لِيَخْلُقُوا ذَرَّةً
“Allah Azza wa Jalla berfirman, “Siapakah yang lebih zhalim daripada orang yang berkehendak mencipta seperti ciptaan-Ku. Kenapa mereka tak menciptakan lalat atau kenapa mereka tak menciptakan semut kecil (jika mereka memang mampu)?!” (HR. Al-Bukhari no. 5953, Muslim no. 2111, Ahmad, & ini adalah lafazhnya)
12.    Dari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu anhu dari Nabi shallallahu alaihi wasallam bahwa beliau bersabda:إِنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَذَابًا عِنْدَ اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ الْمُصَوِّرُونَ
“Sesungguhnya manusia yang paling keras siksaannya di sisi Allah pada hari kiamat adalah para penggambar.” (HR. Al-Bukhari no. 5950 & Muslim no. 2109)
13.    Dari Abdullah bin Umar radhiallahu anhuma dia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:إِنَّ الَّذِينَ يَصْنَعُونَ هَذِهِ الصُّوَرَ يُعَذَّبُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يُقَالُ لَهُمْ أَحْيُوا مَا خَلَقْتُمْ
“Sesungguhnya mereka yang membuat gambar-gambar akan disiksa pada hari kiamat. Akan dikatakan kepada mereka, “Hidupkanlah apa yang kalian ciptakan.” (HR. Al-Bukhari no. 5961 & Muslim no. 5535)
14.    Dari An-Nadhr bin Anas radhiallahu anhu dia berkata: Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:مَنْ صَوَّرَ صُورَةً فِي الدُّنْيَا كُلِّفَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَنْ يَنْفُخَ فِيهَا الرُّوحَ وَلَيْسَ بِنَافِخٍ
“Siapa saja yang menggambar suatu gambar di dunia maka pada hari kiamat dia akan dibebankan utk meniupkan roh ke dalamnya padahal dia tak akan sanggup meniupkannya.” (HR. Al-Bukhari no. 5963 & Muslim no. 5541)
Yang Terlarang Hanyalah Gambar Makhluk Bernyawa
Sebagian besar hadits-hadits di atas larangannya bersifat umum mencakup semua jenis gambar. Hanya saja sebagian hadits lainnya memberikan pembatasan bahwa yang terlarang di sini hanyalah menggambar gambar makhluk yang bernyawa.
Di antara hadits-hadits yang memberikan pembatasan ini adalah:
a.    Hadits no. 6 dari Abu Hurairah radhiallahu anhu. Sisi pendalilannya bahwa Jibril menganjurkan agar bagian kepala dari gambar tersebut dihilangkan, barulah beliau akan masuk ke dlm rumah. Ini menunjukkan larangan hanya berlaku pada gambar yang bernyawa karena gambar orang tanpa kepala tidaklah bisa dikatakan bernyawa lagi.
b.    Hadits no. 13 dari Ibnu Umar radhiallahu anhuma. Sisi pendalilannya bahwa Allah menyuruh utk menghidupkan gambar yang dia gambar. Ini menunjukkan bahwa yang terlarang hanyalah gambar makhluk yang bisa hidup (bernyawa).
c.    Hadits setelahnya pada no. 14 dari An-Nadhr bin Anas radhiallahu anhu. Sisi pendalilannya bahwa para penggambar diperintahkan utk meniupkan roh pada gambarnya, maka ini menunjukkan tak mengapa menggambar gambar makhluk yang tak memiliki roh/nyawa.
d.    Menguatkan hadits no. 6 di atas, Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:اَلصُّوْرَةٌ الرَّأْسُ ، فَإِذَا قُطِعَ فَلاَ صُوْرَةٌ
“Gambar itu adalah kepala, jika kepalanya dihilangkan maka tak ada lagi gambar.” (HR. Al-Baihaqi: 7/270 & dinyatakan shahih oleh Al-Albani)
wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

dari berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar