(QS. AL-Qodar : 3)
"Malam Lailatul-Qadar lebih baik daripada seribu
bulan"
"The Night of Power is better than a thousand
months"
Manfaatkan malam Ramadhan untuk memperluas ilmu dan
membangun keyakinan
Mari kita lihat tentang lailatul qodar dari sisi ilmiah nya?
Dalam Islam kita mengenal adanya 4 bulan suci, yaitu
Dzulka’idah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab. Ramadhan yang berarti panas pun
tidak termasuk sebagai bulan suci. Mengapa Ramadhan dipilih untuk puasa sebulan
penuh?
Dalam ilmu astronomi, Radiasi Matahari memiliki siklus 11
tahunan.
Tahun 2007 sendiri merupakan akhir dari siklus ke 23 sejak
pengamatan pertama pada abad 18.
Bumi dilindungi Magnestosphere, sehingga dampak badai
radiasi bukan terjadi pada sisi bumi yang menghadap matahari (siang hari).
Saat badai radiasi matahari datang, dampaknya terasa pada
bagian bumi yang membelakangi matahari (malam hari).
Radiasi di malam hari mempengaruhi tingkat getaran otak.
Radiasi dan gravitasi bulan purnama meningkatkan permukaan
air laut dan kehidupan makhluk laut di malam hari. Juga menarik air dalam
membran otak dan lebih menggetarkan sel-sel otak. Getaran sel otak
menggambarkan tingkat kesadaran dan aktivitas otak.
Umat muslim dianjurkan puasa sunnah 3 hari “shaumul biidh”
pada saat terang bulansetiap tanggal 13, 14, dan 15 bulan-bulan Hijriyah dan
menghidupkan malam-malamnya.
Tingkat radiasi bervariasi 0-100,000 dan di skala S1-S5 oleh
NOAA.
Berdasarkan pengamatan, radiasi sebesar 1000 MeV particles
s-1 ster-1 cm-2 terjadi 10 kali dalam satu siklus 11 tahunan, atau terjadi
setiap 13 bulan sekali. Radiasi sebesar 1000 MeV particles s-1 ster-1 cm-2 ini
digolongkan dalam skala S3, dan mulai berbahaya bagi manusia sebesar 1 chest
x-ray.
Radiasi dengan siklus 11,7 bulan (1 tahun hijriyah) adalah sebesar
800 MeV particles s-1 ster-1 cm-2
Mengarah pada hipotesa malam Lailatul Qadar
Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan
(QS Al Qadr 97:3)
Building Block …
* Siklus satu tahunan (hijriyah) bernilai 1000 x bulan
purnama
* Malam yang nilainya 1000 bulan purnama adalah Lailatul
Qadr
* Lailatul Qadr terjadi di bulan Ramadhan
* Jadi siklus badai matahari yang berulang setiap satu
tahunan (hijriyah) terjadi setiap bulan Ramadhan
Itulah sebabnya…
* Sejarah para nabi menunjukkan bahwa mereka senang
merenungkan hakekat kehidupan, bertapa, pada setiap bulan Ramadhan.
* Secara umum wahyu-wahyu tentang ajaran agama yang
membutuhkan tingkat pemahaman yang tinggi, banyak yang diturunkan di
malam-malam bulan Ramadhan.
* Penataan ayat-ayat Al Quran ke dalam surat-surat seperti
yang tersaji saat ini, dilakukan Nabi Muhammad pada malam-malam bulan Ramadhan.
* Umat muslim diajak untuk menghidupkan malam-malam di bulan
Ramadhan
* Lebih utama adalah i’tiqaf di masjid pada 10 malam
terakhir, pada malam-malam sebelum dan setelah Lailatul Qadr
“Three in One” di bulan Ramadhan
* Untuk bisa mengaji malam Ramadhan dibutuhkan energi ekstra
* Kenyataannya puasa siang hari bukanlah menyebabkan tubuh
kekurangan / kehabisan energi
* Justru puasa menghemat energi tubuh 10% karena tidak
digunakan untuk mencerna makanan
* Energi yang dihemat ini sangat membantu pemahaman
pelajaran di malam hari
* Three in One di bulan Ramadhan
1. Efektif memahami Al Quran di malam hari
2. Detoksifikasi dan Manajemen Energi di siang hari
3. Kembali fitrah setelah berpuasa 28 hari berturut-turut
Manfaatkan malam-malam Ramadhan
* Untuk dapat dengan mudah memahami makna kehidupan secara
komprehensif dan benar, manfaatkan keenceran otak di kesunyian malam Lailatul
Qadr
* Untuk mendapat pemahaman lebih luas, malam-malam di
sekitar Lailatul Qadr juga oke (10 malam terakhir Ramadhan)
* Lebih oke lagi kalau dimulai malam pertama Ramadhan,
mumpung siangnya berpuasa
* Hasil renungan malam ini harus dapat kita implementasikan
dalam kehidupan sehari-hari
* Nikmat hidup akan diperoleh jika kita berkontribusi
positif kepada kehidupan dunia dengan berserah diri kepadaNya
* Nikmat kehidupan akhirat akan diperoleh bila kita mampu
selalu menikmati dan mensyukuri kehidupan dunia
CIRI-CIRI MALAM LAILATUR QADAR
Lailatul Qadar atau Lailat Al-Qadar (bahasa Arab: لَيْلَةِ الْقَدْرِ ) (malam ketetapan)
adalah satu malam penting yang terjadi pada bulan Ramadhan, dimana Dalam Al
Qur'an, tepatnya Surat Al Qadar disebutkan bahwa malam ini memiliki nilai lebih
baik dari seribu bulan, Pada malam ini pulalah juga diturunkannya Al Qur'an,
seperti dikisahkan pada surat Ad Dukhan ayat 3-6.
Maka dari itu sangatlah bersyukur dan bahagianya anda jika bisa berjumpa dengan malam yang disebut juga sebagai malam seribu bulan tersebut.
Berikut tanda-tanda malam lailatul qadar menurut hadist :
1. Udara dan suasana pagi yang tenang
Ibnu Abbas radliyallahu’anhu berkata: Rasulullah shallahu’alaihi wa sallam bersabda:
“Lailatul qadar adalah malam tentram dan tenang, tidak terlalu panas dan tidak pula terlalu dingin, esok paginya sang surya terbit dengan sinar lemah berwarna merah” (Hadist hasan)
2. Cahaya mentari lemah, cerah tak bersinar kuat keesokannya
Dari Ubay bin Ka’ab radliyallahu’anhu, bahwasanya Rasulullah shallahu’alaihi wa sallam bersabda:
“Keesokan hari malam lailatul qadar matahari terbit hingga tinggi tanpa sinar bak nampan” (HR Muslim)
3. Terkadang terbawa dalam mimpi
Seperti yang terkadang dialami oleh sebagian sahabat Nabi radliyallahu’anhum
4. Bulan nampak separuh bulatan
Abu Hurairoh radliyallahu’anhu pernah bertutur: Kami pernah berdiskusi tentang lailatul qadar di sisi Rasulullah shallahu’alaihi wa sallam, beliau berkata,
“Siapakah dari kalian yang masih ingat tatkala bulan muncul, yang berukuran separuh nampan.” (HR. Muslim)
5. Malam yang terang, tidak panas, tidak dingin, tidak ada awan, tidak hujan, tidak ada angin kencang dan tidak ada yang dilempar pada malam itu dengan bintang (lemparan meteor bagi setan)
Sebagaimana sebuah hadits, dari Watsilah bin al-Asqo’ dari Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam:
“Lailatul qadar adalah malam yang terang, tidak panas, tidak dingin, tidak ada awan, tidak hujan, tidak ada angin kencang dan tidak ada yang dilempar pada malam itu dengan bintang (lemparan meteor bagi setan)” (HR. at-Thobroni dalam al-Mu’jam al-Kabir 22/59 dengan sanad hasan)
6. Orang yang beribadah pada malam tersebut merasakan lezatnya ibadah, ketenangan hati dan kenikmatan bermunajat kepada Rabb-nya tidak seperti malam-malam lainnya.
Maka dari itu sangatlah bersyukur dan bahagianya anda jika bisa berjumpa dengan malam yang disebut juga sebagai malam seribu bulan tersebut.
Berikut tanda-tanda malam lailatul qadar menurut hadist :
1. Udara dan suasana pagi yang tenang
Ibnu Abbas radliyallahu’anhu berkata: Rasulullah shallahu’alaihi wa sallam bersabda:
“Lailatul qadar adalah malam tentram dan tenang, tidak terlalu panas dan tidak pula terlalu dingin, esok paginya sang surya terbit dengan sinar lemah berwarna merah” (Hadist hasan)
2. Cahaya mentari lemah, cerah tak bersinar kuat keesokannya
Dari Ubay bin Ka’ab radliyallahu’anhu, bahwasanya Rasulullah shallahu’alaihi wa sallam bersabda:
“Keesokan hari malam lailatul qadar matahari terbit hingga tinggi tanpa sinar bak nampan” (HR Muslim)
3. Terkadang terbawa dalam mimpi
Seperti yang terkadang dialami oleh sebagian sahabat Nabi radliyallahu’anhum
4. Bulan nampak separuh bulatan
Abu Hurairoh radliyallahu’anhu pernah bertutur: Kami pernah berdiskusi tentang lailatul qadar di sisi Rasulullah shallahu’alaihi wa sallam, beliau berkata,
“Siapakah dari kalian yang masih ingat tatkala bulan muncul, yang berukuran separuh nampan.” (HR. Muslim)
5. Malam yang terang, tidak panas, tidak dingin, tidak ada awan, tidak hujan, tidak ada angin kencang dan tidak ada yang dilempar pada malam itu dengan bintang (lemparan meteor bagi setan)
Sebagaimana sebuah hadits, dari Watsilah bin al-Asqo’ dari Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam:
“Lailatul qadar adalah malam yang terang, tidak panas, tidak dingin, tidak ada awan, tidak hujan, tidak ada angin kencang dan tidak ada yang dilempar pada malam itu dengan bintang (lemparan meteor bagi setan)” (HR. at-Thobroni dalam al-Mu’jam al-Kabir 22/59 dengan sanad hasan)
6. Orang yang beribadah pada malam tersebut merasakan lezatnya ibadah, ketenangan hati dan kenikmatan bermunajat kepada Rabb-nya tidak seperti malam-malam lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar